Diposting oleh
Let's Share
komentar (0)
YOGYAKARTA - Tiga Kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta endemis penyakit demam berdarah dengue (DBD), yaitu Kabupaten Bantul, Sleman dan Kota Yogyakarta.
Di Kabupaten Bantul, seluas 60 persen wilayahnya dikategorikan endemis. Kabupaten Sleman wilayah endemis DBD-nya mencapai 80 persen. Dan kota Yogyakarta hampir semua wilayah (100 persen) endemis DBD.
Sepanjang tahun 2008 hingga bulan September, jumlah penderita DBD di DIY sebanyak 1.807 orang, dan yang meninggal dunia ada 15 orang.
Rinciannya, untuk Kota Yogyakarta ada 647 orang, enam orang di antaranya meninggal dunia. Kabupaten Bantul jumlah penderitanya 354 orang, lima orang di antaranya meninggal dunia. Kabupaten Kulonprogo jumlah penderitanya 86 orang, kabupaten Gunungkidul jumlah penderitanya
175 orang dan dua di antaranya meninggal dunia, dan kabupaten Sleman ada ada 545 orang, dan dua di antaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Sarminto, sabtu (25/10/08), mengatakan, memasuki pancaroba yang hujannya belum merata menimbulkan genangan-genangan air hujan. Untuk itu, penanggulangan masalah DBD sudah dimulai sejak sekarang.
Untuk menekan penyebaran penyakit DBD maka pihaknya melakukan upaya gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).Pemberantasan sarang nyamuk itu dipelopori oleh juru pemantau jentik(jumantik) yang ada di kabupaten/kota.
"Kami sudah mengirimkan surat imbauan kepada seluruh dinas kesehatan di kabupaten/kota untuk kembali menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk. Semua masyarakat harus berpartisipasi dengan melakukan gerakan 3M (menutup menguras dan menimbun)," katanya YOGYAKARTA - Tiga Kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta endemis penyakit demam berdarah dengue (DBD), yaitu Kabupaten Bantul, Sleman dan Kota Yogyakarta.
Di Kabupaten Bantul, seluas 60 persen wilayahnya dikategorikan endemis. Kabupaten Sleman wilayah endemis DBD-nya mencapai 80 persen. Dan kota Yogyakarta hampir semua wilayah (100 persen) endemis DBD.
Sepanjang tahun 2008 hingga bulan September, jumlah penderita DBD di DIY sebanyak 1.807 orang, dan yang meninggal dunia ada 15 orang.
Rinciannya, untuk Kota Yogyakarta ada 647 orang, enam orang di antaranya meninggal dunia. Kabupaten Bantul jumlah penderitanya 354 orang, lima orang di antaranya meninggal dunia. Kabupaten Kulonprogo jumlah penderitanya 86 orang, kabupaten Gunungkidul jumlah penderitanya
175 orang dan dua di antaranya meninggal dunia, dan kabupaten Sleman ada ada 545 orang, dan dua di antaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Sarminto, sabtu (25/10/08), mengatakan, memasuki pancaroba yang hujannya belum merata menimbulkan genangan-genangan air hujan. Untuk itu, penanggulangan masalah DBD sudah dimulai sejak sekarang.
Untuk menekan penyebaran penyakit DBD maka pihaknya melakukan upaya gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).Pemberantasan sarang nyamuk itu dipelopori oleh juru pemantau jentik(jumantik) yang ada di kabupaten/kota.

Gerakan 3M itu sendiri dikenal dengan gerakan menguras, menutup dan mengubur.
- MENGURAS bak mandi, vas dan tempat penampungan air minimal 1 minggu sekali. Menabur bubuk abete atau altosid pada tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras.
- MENUTUP rapat-rapat tempat penampungan air. Atau, memelihara ikan di tempat-tempat penampungan air.
- MENGUBUR barang-barang bekas yang dapat menampung air.
Nah, mestinya Gerakan 3M itu harus Plus. Apa Plus-nya? Plus adalah terkait gerakan pencegahan…
Pencegahan yang penting adalah dengan:
- Perilaku hidup bersih: gerakan 3 M di atas sebenarnya bagian dari ini, dan tentu perilaku hidup bersih ini masih banyak yang bisa kita lakukan, baik untuk diri sendiri, rumah maupun lingkungan
- Mengonsumsi makanan bergizi untuk kesehatan prima: adalah kunci untuk memperkuat pertahanan tubuh agar lebih kuat terhadap infeksi virus atau kuman penyebab penyakit.
- Memperbaiki kesehatan lingkungan, penyemprotan (fogging, perbaikan saluran air, tempat sampah umum, dll adalah bagian dari ini).
Gejala-gejala penyakit demam berdarah ini timbul setelah melewati masa inkubasi 3-5 hari sejak seseorang terserang virus dengue, gejala-gejala tersebut adalah:
- Demam tinggi mendadak 2-7 hari ( 38-400C ).
- Perasaan menggigil, nyeri kepala, nyeri saat menggerakkan bola mata dan nyeri punggung pada awal gejala.
- Tampak bintik- bintik merah ketika diperiksa dengan metoda uji torniquet.
- Terjadi pembesaran hati.
- Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
- Terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000/mm3 dan terjadi peningkatan hematokrit diatas 20 %.
- Pada tingkat lanjut terjadi mimisan dari hidung dan gusi.
- Penderita mengalami buang air besar berupa lendir yang bercampur darah.
- Tampak bintik-bintik merah sebagai bentuk dari pecahnya pembuluh darah.
- Demam yang dirasakan menyebabkan pegal dan sakit pada sendi.
sumber :news.okezone.com
Label:
Penyakit Menular
Diposting oleh
Let's Share
komentar (0)
Cuci tangan adalah hal paling mudah dilakukan. Sayangnya banyak orang yang malas cuci tangan dan terlalu yakin tangannya selalu bersih. Sebaiknya hilangkan kebiasaan malas cuci tangan kalau tidak mau kuman bergembira. Nah, karena rendahnya kesadaran orang untuk cuci tangan, maka setiap 15 Oktober dunia memperingatinya sebagai hari cuci tangan. Karena dari cuci kebiasaan hidup bersih bisa dimulai.
Orang seringkali hanya cuci tangan kalau terlihat ada kotoran yang menempel. Padahal tangan yang terlihat bersih belum jaminan bebas kuman. Coba ingat berapa kali Anda memegang pintu lift, pegang tangga, pegangan di bis, bolak balik majalah atau koran, bolak balik buka pintu toilet.
Barang-barang yang dipegang banyak orang adalah sumber penyebaran kuman walaupun kelihatannya bersih-bersih saja, maka itu jangan malas cuci tangan. Karena tangan bisa menularkan penyakit akibat aktifitasnya yang selalu bersentuhan dengan banyak hal sepanjang hari.
Justru sebaliknya dengan rajin cuci tangan, berbagai jenis penyakit ringan hingga mematikan yang disebabkan oleh kuman-kuman tersebut bisa dicegah.
Tentu saja tidak semua jenis penyakit ditularkan lewat kontak dengan tangan. Namun dikutip dari Wisconsin DHS, Jumat (15/10/2010), kebiasaan cuci tangan terbukti cukup efektif untuk mencegah kontak dengan kuman melalui jalur-jalur berikut ini.
Kontak fecal-oral
Cuci tangan dengan sabun wajib dilakukan setelah buang air besar untuk menghindari kontak kuman dari kotoran (fecal) ke mulut (oral). Jenis-jenis penyakit yang bisa ditularkan melalui jalur ini antara lain salmonellosis, shigellosis, hepatitis A, giardiasis, enterovirus, amebiasis, dan campylobacteriosis.
Kontak tidak langsung dengan lendir pernapasan
Setelah berjabat tangan dengan orang yang sedang batuk, bersin-bersin atau sering mengeluarkan ingus sebaiknya langsung cuci tangan. Meski hanya sedikit, bekas lendir yang menempel di tangan bisa menularkan bakteri dan virus.
Jenis-jenis penyakit yang bisa ditularkan melalui lendir pernapasan antara lain pilek, influenza, infeksi streptococcus, dan infeksi respiratory syncytial virus (RSV).
Kontak dengan cairan tubuh lainnya
Air seni, ludah dan keringat dapat menularkan kuman-kuman seperti cytomegalovirus, typhoid, kuman-kuman staphylococcal, dan virus epstein-barr. Cairan-cairan tersebut bisa menempel di tangan tangan melalui kontak langsung, maupun tidak langsung saat menyentuh permukaan benda dan perkakas sehari-hari.
Orang seringkali hanya cuci tangan kalau terlihat ada kotoran yang menempel. Padahal tangan yang terlihat bersih belum jaminan bebas kuman. Coba ingat berapa kali Anda memegang pintu lift, pegang tangga, pegangan di bis, bolak balik majalah atau koran, bolak balik buka pintu toilet.
Barang-barang yang dipegang banyak orang adalah sumber penyebaran kuman walaupun kelihatannya bersih-bersih saja, maka itu jangan malas cuci tangan. Karena tangan bisa menularkan penyakit akibat aktifitasnya yang selalu bersentuhan dengan banyak hal sepanjang hari.
Justru sebaliknya dengan rajin cuci tangan, berbagai jenis penyakit ringan hingga mematikan yang disebabkan oleh kuman-kuman tersebut bisa dicegah.
Tentu saja tidak semua jenis penyakit ditularkan lewat kontak dengan tangan. Namun dikutip dari Wisconsin DHS, Jumat (15/10/2010), kebiasaan cuci tangan terbukti cukup efektif untuk mencegah kontak dengan kuman melalui jalur-jalur berikut ini.
Kontak fecal-oral
Cuci tangan dengan sabun wajib dilakukan setelah buang air besar untuk menghindari kontak kuman dari kotoran (fecal) ke mulut (oral). Jenis-jenis penyakit yang bisa ditularkan melalui jalur ini antara lain salmonellosis, shigellosis, hepatitis A, giardiasis, enterovirus, amebiasis, dan campylobacteriosis.
Kontak tidak langsung dengan lendir pernapasan
Setelah berjabat tangan dengan orang yang sedang batuk, bersin-bersin atau sering mengeluarkan ingus sebaiknya langsung cuci tangan. Meski hanya sedikit, bekas lendir yang menempel di tangan bisa menularkan bakteri dan virus.
Jenis-jenis penyakit yang bisa ditularkan melalui lendir pernapasan antara lain pilek, influenza, infeksi streptococcus, dan infeksi respiratory syncytial virus (RSV).
Kontak dengan cairan tubuh lainnya
Air seni, ludah dan keringat dapat menularkan kuman-kuman seperti cytomegalovirus, typhoid, kuman-kuman staphylococcal, dan virus epstein-barr. Cairan-cairan tersebut bisa menempel di tangan tangan melalui kontak langsung, maupun tidak langsung saat menyentuh permukaan benda dan perkakas sehari-hari.
Kapan waktunya harus mencuci tangan?
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebaiknya dilakukan sebelum makan atau bersentuhan dengan orang sakit. Lakukan juga segera setelah melakukan aktivitas berikut ini:
- Memasak, terutama jika bersentuhan dengan daging mentah
- Menggunakan toilet
- Mengganti popok
- Menyentuh binatang atau makanan binatang
- Membuang ingus dan menutup hidung saat bersin dan batuk
- Merawat luka atau menolong korban kecelakaan
- Memegang pakaian kotor dan benda-benda lain yang tidak terjamin kebersihannya.
- Basuh tangan dengan air mengalir
- Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan
- Gosok punggung tangan dan sela – sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu pula sebaliknya.
- Gosok kedua telapak dan sela – sela jari tangan
- Jari – jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
- Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
- Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya
- Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
- Bilas kedua tangan dengan air.
- Keringkan dengan lap tangan atau tissue
sumber : detikhealth.com
Label:
PHBS
Diposting oleh
Let's Share
komentar (1)
Bencana Alam adalah kejadian yang tentu jasa tidak kita kehendaki untuk terjadi, namun kejadian ini dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, sebagai contoh kejadian Gempa Bumi yang disertai Tsunami di Jepang yang baru saja terjadi (Maret 2011)
Selain menimbulkan korban jiwa , rusaknya berbagai infrastruktur, bencana juga menghasilkan Pengungsi sebagai calon korban kedua, hal ini disebabkan karena dalam keadaan bencana akses terhadap unsur unsur penopang kehidupan (makanan, air bersih) sangatlah terbatas bahkan hilang sama sekali, selain itu keadaan lingkungan sanitasi yang buruk dan serba terbatas juga merupakan ancaman bagi kelangsungan kelangsungan hidup karena dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Pada tahap awal dari suatu bencana orang yang terkena bencana pada umumnya lebih mudah menjadi sakit dan meninggal, karena penyakit pada umumnya berhubungan dengan sanitasi yang tidak memadai, kekurangan penyediaan air, dan buruknya kebersihan.
Penyakit-penyakit yang paling banyak terjadi adalah penyakit yang ditularkan melaui tinja kemulut seperti penyakit diare, dan penyakit yang disebabkan oleh vektor (hama pembawa penyakit) yang berhubungan dengan sampah dan air.
Sasaran utama kegiatan Penyediaan air bersih dan sanitasi pada keadaan bencana adalah untuk mengurangi penularan penyakit-penyakit tinja ke mulut dan mengurangi penjangkitan oleh vektor dengan melaksanakan penyuluhan peraktek kebersihan yang baik, penyediaan air minum yang aman dan pengurangan kesehatan lingkungan dengan mengusahakan suatu kondisi yang memungkinkan orang-orang untuk hidup dengan kesehatan, martabat, kenyamanan, dan kemanan yang memadai.
Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan air dan sanitasi fase darurat
Pada fase bencana hal yang sering kita temukan seperti banyak memakan korban dengan banyak temukan mayat-mayat dan terjadinya kerusakan infrastruktur, salah kerusakan yang ditimbulkan adalah kerusakan fasilitas air dan sanitasi seperti : jaringan PDAM rusak, sumur-sumur terkubur reruntuhan atau lumpur, jalur akses sumber air terputus, banyak puing-puing, sampah-sampah serta kondisi drainase yang rusak sehingga banyak air tergenang, didukung perilaku kesehatan yang buruk dari masyarakat korban. Akibat dari hal tersebut masyarakat menjadi rentan terhadap penyakit.
Apa yang harus dilakukan dalam kegiatan Air dan Sanitasi pada fase Bencana?
Untuk mengurangi resiko dari bencana yang ditimbulkan, hal yang dilakukan dalam kegiatan air dan sanitasi adalah :
1. Pasokan/penyediaan air bersih
Dalam kondisi bencana pasokan/penyediaan air sangat penting, hal ini dikarenakan merupakan kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidup, banyak kasus ditemukan ketika bencana sering terjadi kekurangan air dikarenakan akses yang terputus sehingga kuantitas tidak memadai ataupun ada kualitas airnya tidak memenuhi syarat kesehatan, akibat dari hal tersebut masyarakat menjadi rentan terhadap penyakit.
Untuk itu didalam pasokan/penyediaan air bersih kita harus memperhatikan :
Kuantitas air (Jumlah air) :
Jumlah air dapat diperoleh jika kita mengetahui jenis sumber air.
Jenis Sumber Air
- air tanah : Sumur, Mata air
- air permukaan :kolam, sungai, telaga
- air hujan
Kualitas Air
Selain dari kuantitas yang cukup, juga kita harus memperhatikan kualitasnya, sehingga air yang dikonsumsi tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan. Yang perlu diperhatikan untuk bisa memenuhi kualitas air adalah :
Pemeriksaan kualitas air
Ada tiga cara dalam pemeriksaan kualitas air :
a. Pemeriksaan secara fisik (warna, rasa, dan bau)
b. Pemeriksaan secara biologi ( pemeriksaan bakteri pathogen ; E-Coli, yang disebabkan oleh tercemarnya air oleh kotoran tinja)
c. Pemeriksaan secara kimia (chlor, Ph,Ni,Na,Fe, dan lainnya)
Sarana dan piranti air
Masyarakat mempunyai sarana dan piranti yang mencukupi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan air untuk minum, memasakan, dan kebersihan pribadi, dan memastikan air minum tetap aman sampai pada waktu dikonsumsi. Pada bencana hal pertama dilakukan adalah pembagian jeriken
2. Pembuangan tinja
Pembuangan tinja yang aman dapat mengurangi resiko penyakit yang ditimbulkan baik langsung atau tidak langsung, penyediaan saran yang tepat adalah satu dari beberapa respon kedaruratan yang paling penting untuk menjamin martabat, kemanan, kesehatan, dan kesejahteraan penduduk.
Didalam pembuangan tinja, hal yang harus diperhatikan adalah :
Jumlah dan akses ke jamban
Masyarakat berhak mendapat jumlah jamban yang memadai, cukup dekat dengan tempat tinggal, untuk mengkinkan akses yang cepat, aman, dan pantas baik siang maupun malam.
Didalam membangun jamban, yang harus diperhatikan adalah :
- Pemisahan jamban berdasarkan jenis kelamin
- Tempat buang air besar
Dalam kondisi bencana kadang tindakan dalam membuat jamban harus segara dilakukan, untuk itu jamban lubang (pit Latrines) adalah alternatif yang bisa dilakukan.
- Pemeliharaan
Dilokasi pengungsian jamban yang dibangun, tentunya merupakan jamban umum, yang harus diperhatikan memberikan kesadaran dan membuat pertemuan dengan sesama pengungsi untuk memnentukan bentuk pemeliharaan jamban, sebaiknya didalam jamban umum disediakan sabun, pembalut, dan jarak jamban.
3. Pengendalian vektor
Vektor adalah suatu agent/penyebab pembawa penyakit, dan salah satu penyakit yang ditimbulkan disituasi bencana adalah melalui vektor yang tidak terkontrol.
Contoh Vektor/hama dan Jenis penyakit yang ditimbulkan :
- Nyamuk, biasanya hidup dan berkembang biak di tempat yang banyak terdapat genangan air, merupakan vektor penyakit Malaria, Demam Berdarah
- Lalat/ kecoak, biasanya hidup ditempat yang banyak menyediakan makan dan berbau (Tempat sampah), merupakan vektor penyakit perut (diare dan sejenisnya)
- Kutu/ Mites, biasanya terdapat di Handuk, air yang kotor, tempat tidur yang kotor....ada juga sih yang hidup di tubuh manusia, penyebab Scabies
- Tikus, biasanya hidup di tempat Sanpah, merupakan vektor penyakit Salmonella, leptospirosis.
Pada saat bencana sering dijumpai kondisi sanitasi yang buruk, seperti : sering ditemukannya puing-puing, sampah-sampah dan jenis limbah lainnya yang berserakan akibat bencana yang ditimbulkan. Hal tersebut akan menjadi masalah kesehatan.
Pengertian Sampah :
Sampah adalah semua benda yang sudah tidak terpakai lagi baik yang berasal dari rumah maupun, proses industri, sampah rumah sakit.
Sampah digolongkan menjadi dua :
- Sisa makanan yang mudah membusuk (Organik)
- Sisa barang yang yidak dapat membusuk (an-Organik)
Hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah :
◙ Pengumpulan :
- Pembuatan Tempat Sampah (Tong Sampah, lubang sampah)
- Pembuatan TPS (Tempat Pembuang Sampah Sementara)
- Pembuatan TPA (Tempat Pembuatan Sampah Akhir)
◙ Pengangkutan :
- Gerobak
- Mobil Sampah
◙ Pengolahan :
- Dibuang pada tahan galian/tempat rendah
- Dikubur pada tanha galian
- Dibakar
5. Drainase
Pada situasi bencana, salah satu masalah bidang sanitasi adalah pada Drainase/saluran air yang rusak atau tidak diperhatikan, hal ini bisa dilihat dari tercemarnya air permukaan di lokasi pengungsi yang berasal dari limbah rumah tangga atau titik-titik distribusi air, kebocoran jamban, got, air hujan ait banjir.
Pengertian Drainase
Drainase adalah saluran air, tujuannya mengalirkan air dengan membuat saluran untuk menghindari genangan yang merupakan sarang pekembangbiakan veltor/pembawa penyakit.
Perlunya drainase pada kondisi bencana
Supaya tidak mencemari air permukaan : sumur, sungai atau danau
o Tidak menjadi perkembangbiakan nyamuk, lalat, kecoa, dan lipas
o Tidak mengganggu pemandangan
Cara pemeliharaan drainase
o Periksa lubang saluran. Bila ada kotoran yang tersangkut, ambil dan buang ketempat sampah
o Sesekali siram dengan air agar terjadi penyumbatan oleh tanah yang terbawa air
6. Penyuluhan Kesehatan
Tujuan dari penyuluhan adalah untuk mengajak masyarakat dan memberikan kesadara dalam pentingnya kesehatan pribadi dan kesehatan lingkungan. Perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kebersihan mencakup: penggunaan/ pemeliharaan jamban/ kebiasaan mencuci tangan dengan sabun/ pengumpulan dan penyimpanan air yang tidak bersih/ memasak makanan yang tidak bersih.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menyuluh:
◙ Saling berbagi informasi dan pengetahuan
◙ Penggerakan masyarakat (menggunakan pola partisipatif)
◙ Penyediaan bahan dan saran yang penting.
Mengetahui jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan air dan sanitasi
Penyakit yang disebabkan oleh Air dan Sanitasi :
• Kolera, Tipus, Diare
• Cacing Tambang
• Cacingan, scabies (penyakit kulit)
• Malaria
Label:
Sampah

